Kamis, 24 Mei 2012

Perilaku Yang Mencerminkan Keimanan Terhadap Kitab-Kitab Allah


 Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah SWT.

Kitab menurut bahasa (etimologi) artinya tulisan. Sedangkan kitab menurut istilah, kitab adalah kumpulan tulisan firman Allah yang terdapat lembaran-lembaran yang disusun menjadi bentuk sebuah buku.
Pengertian iman kepada Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab Allah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan kepada para rosul oleh malaikat jibril sebagai pedoman hidup manusia agar bahagia dunia akhirat.
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT termasuk rukum iman ketiga. Orang yang tidak beriman kepada kitab-kitab Allah SWT tidak dapat dikatakan sebagai orang yang beriman bahkan bias dikatakan Murtad, firman Allah SWT : Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
( Al-qur’an, surat Al-Baqarah ; 213 ).

B. Nama-nama Kitab Allah SWT dan Rosul Penerimanya
Kitab-kitab Allah yang wajib kita Imani ada empat yang diturunkan kepada para rosulnya, yaitu :
1. Kitab Taurat
Taurat berasal dari bahasa ibrani, dalam agama adalah syariat, diturunkan kepada Nabi Musa AS, dibukit Tursina ketika Nabi Musa beribadah sebagai mana yang telah dilakukan oleh para nabi sebelumnya, sebagai pedoman dan petunjuk bagi kaum bani isroil, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT : Artinya : Dan kami berikan kepada Musa kitab (taurat), dan kami jadikan kitab taurat itu petunjuk bagi bani isroil. (dengan firmannya) ; “ janganlah kamu mengambil penolong selain aku”. (Al-qur’an, surat Al-Isro ; 2 )

Isi pokok kitab taurat dikenal dengan sepuluh hukum perintah Tuhan, baik berupa larangan dan perintah yang sesuai dengan tempat dan kondisi saat itu. Sepuluh hukum dalam kitab taurat yaitu :
a. Menjelaskan aqidah yang benar yaitu mengesakan Tuhan
b. Larangan menyebut nama Allah dengan main-main
c. Memuliakan hari sabtu
d. Menghormati kedua orang tua
e. Larangan mencuri
f. Larangan membunuh manusia
g. Larangan berbuat syieik
h. Larangan melakukan zinah
i. Larangan menjadi saksi palsu 
j. Larangan memiliki keinginan atas hak orang lain

2. Kitab Zabur
Kitab zabur diturunkan Nabi Daud AS. Untuk disampaikan kepada umatnya dan dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat yahudi. Firman Allah SWT : Artinya : Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan Sesungguhnya Telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur kepada Daud (Q.S. Al-isro ; 55 )

Kitab zabur berisi nyanyian, pujian kepada Allah atas segala rahnatnya, juga berisi dzikir, doa, nasihat dan hikmat-hikmat. Sedangkan syariatnya mengikuti syariat yang ada dalam kitab taurat. Menurut orang yahudi dan nasrani kitab zabur sekarang ada pada kitab perjanjian lama yang terdiri dari 150 pasal.

3. Kitab Injil
Kitab injil diturunkan kepada nabi Isa dengan memakai bahsa suryani sebagi peyinjuk dan tuntutan bagi bani israil. Kitab injil isinya sam dengan kitab taurat, tetapi ada yang harus diralat yaitu yang tidak sesuai dengan peradaban masa itu. Dan ada penambahan isi dalam kitab injil yaitu tentang berbuat baik sesame manusia (kasih saying). Allah berfirman : Artinya : Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi bani isroil) dengan isa putera maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu taurat dan kami telah memberikan kepadanya kitab injil, sedang didalamnya ada petunjuk dan cahaya (yang menerangi). 
(Q.S. Al-Maidah ; 46 )

4. Kitab Al-Qur’an
Al-qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, untuk dijadikan pedoman dan petinjuk hidup manusia agar bahagia di dunia dan akhirat. Allah berfirman : Artinya : Sesungguhya kami menurunkan berupa Al-qur’an dengan berbahas arab agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf ; 2 ) 

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir, isinya meliputi kitab-kitab terdahulu dan melengkapi aturan-aturan yang belum ada. Pada dasarnya kitab-kitab Allah sebelum kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad, seperti sebuah anak sungai yang mengalir menuju suatu aliran sungai besar. Kemudian dari sungan besar itu mengalir menuju kesamudera luas. Jadi risalah Nabi Muhammad saw, mencakup seluruh aspek yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya.

C. Kitab dan Sukuf
Alah mengutus para nabi dan rosul dengan membawa pedoman bagi kehidupan manusia berupa wahyu. Wahyu Allah di turunkan kepada para nabi dan rosul. Ada yang berupa kitab ada yang berupa sukuf.
Para nabi yang menerima sukuf sebagau berikut :
1. Nabi Adam q.s. menerima 10 sukuf
2. Nabi Ibrahim a.s. menerima 30 sukuf
3. Nabi Syis a.s. menerima 50 sukuf
4. Nabi Musa a.s. menerima 10 sukuf, sebelum diberi kitab taurat
Baca dan fahamilah firman Allah : Artinya : Sesungguhnya ini (wahyu yang diwahyukan kepada Muhammad) ada disebutkan dalam kitab-kitab yang dahulu yaitu kitab ibrahim dan musa.

D. Al-Qur’an sebagai Kitab Suci
Al-qur’an merupakan mujizat terbesar yang dimiliki Nabi Muhammad saw. Yang merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh manusia sampai akhir zaman. Al-qur’an memiliki nama-nama yang lain yang terdapat didalam Al-qur’an diantaranya :

1. Al-qur’an bias juga disebut Adzikru artinya : Mengingat
2. Al-qur’an bias juga disebut Al furqon artinya : Pembeda
3. Al-qur’an bias juga disebut Al kitab artinya : Tulisan
4. Al-qur’an bias juga disebut Al Huda artinya : Petunjuk

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam yang harus dipelajari dan harus diamalkan isi kandungannya. Oleh sebab itu alangkah baiknya bagi seoarang muslim terlebih dahulu mengetahui kapan al-qur’an diturunkan, dan apa isi kandungan Nya serta apa keistimewaan Al-qur’an dengan kitab-kitab suci lainnya
a. Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Alqur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw pada malam senin tanggal 17 ramadhan tahun 40 dari kelahiran Nabi Muhammad saw, atau tanggal 6 agustus tahun 610 M. ketika nabi sedang berkhalwat (bersemedi) di gua hiro (mekah) wahyu yang pertama turun adalah Al-qur’an ayat 1 sampai 5. baca dan fahamilah firman Allah dibawah ini : Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tTuhanlulah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq ; 1 – 5)
Al-qur’an diturunkan oleh malaikat jibril secara berangsur-angsur tidak sekaligus, kurang lebih lamanya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Selama nabi dikota 13 tahun dan 10 tahun di madinah. Isinya terdiri dari 30 Juz, memuat 114 surat, 6666 ayat. Ayat yang diturunkan di mekah disebut ayat / surat makiyah, dan yang diturunkan waktu nabi di madinah dusebut ayat / surat madaniyah.
Ciri – ciri ayat yang diturunkan di mekah antara lain :
1. Ayatnya pendek-pendek
2. Di mulai dengan lafadh Ya Ayyuan naas
3. Isinya tentang perintah berirman kepada Allah
Ciri-ciri ayat yang diturunkan di madinah antara lain :
1. Ayatnya panjang-panjang
2. dimulai ayatnya dengan lafadh Ya Ayyuha Ladzina Aamanu
3. Isinya tentang hukum-hukum
Adapun surat dan ayat yang terakhir turun kepada nabi yaitu surat Al-maidah ayat 3. firman Allah : Artinya : Pada hari ini telah ku kumpulkan untuk kamu agamamu. Dan telah ku cukupkan kepadamu nikmatku. Dan kuridhoi islam itu menjadi agama bagimu. (Q.S. Al-Maidah ; 3 )

Ayat ini turun pada haru jum’at tanggal 9 zulhijah tahun 10 H (16 maret 632 M). ketika itu nabi berusia ± 63 tahun, dalam menjalankan ibadah haji terakhir yang disebut haji wada.

b. Isi Kandungan Al-Qur’an
Sampai akhir zaman kandungan Al-qur’an berlaku untuk semua manusia dan untuk semua golongan. Diantaranya memuat tentang :
1. Ketauhidan (pengesaan Allah) atau disebut juga Aqidah
2. Cara-cara mengabdi kepada Allah (Fiqih)
3. Tatakrama kehidupan sehar-hari (Akhlak)
4. Mengandung Ilmu Pengetahuan
5. Kabar gembira bagi yang beriman. Dan peringatan bagi yang kafir
6. Menata soal kedamaian dalm kehidupan bermasyarakat
7. sejarah orang-orang terdahulu

c. Keistimewaan- keistimewaan Al-qur’an
Alqur’an sebagai kitab suci umat islam, mempunyai kelebihan atau keistimewaan yang sangat tinggi dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya. Diantaranya :

1. membacanya mendapat pahala
2. memegangnya harus suci dar hadas kecil dan hadas besar
3. memberi ketentraman jiwa, kebahagiaan serta pengobat hati bagi sipembacanya.
4. mengangkat drajat bagi orang-orang yang membacanya
5. merupakan mujizat terbesar sepanjang sejarah dunia
6. menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya

d. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah
Kitab-kitab Alah yang telah disampaikan oleh malaikat jibril kepada para Nabi Nya adalah merupakan kitab samawi, karena isinya dan kata-katanya adalah firman Allah. Fungsinya kitab-kitab Allah bagi manusia antara lain :
1. Sebagai pedoman hidup manusia dan sumber hokum manusia, agar mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
2. sebagai rahmat bagi alam semesta dan pembimbing kejalan yang lurus
3. menanamkan moral (akhlak) yang baik dalam jiwa manusia
4. mampu menambah ilmu pengetahuan
5. dapat mempertebal keyakinjan terhadap sang pencipta
6. menentramkan jiwa (bathin) yang percaya kepada wahyu Allah (Al-kitab). Karena banyak hal yang tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan dan akal fikiran manusia, tetapi wahyu Allah dapat menjawab persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Gelombang Dan Getaran


1. PENDAHULUAN
Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dikelompokkan menjadi dua, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik yaitu gelombang yang memerlukan medium di dalam perambatannya. Contoh gelombang mekanik antara lain: gelombang bunyi, gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya. Contoh : cahaya, gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan sinar gamma.
2HAKEKAT GELOMBANG MEKANIK
A. Terjadinya Gelombang
Gelombang terjadi karena adanya usikan yang merambat.Menurut konsep fisika, cerminan gelombang merupakan rambatan usikan, sedangkan mediumnya tetap. Jadi, gelombang merupakan rambatan pemindahan energi tanpa diikuti pemindahan massa medium.
B. Pengertian Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya.
Contoh gelombang mekanik :
- Gelombang yang terjadi pada tali jika salah satu ujungnya digerak-gerakkan.
104_0167
- Gelombang yang terjadi pada permukaan air jika diberikan usikan padanya ( misal dengan menjatuhkan batu di atas permukaan air kolam yang tenang ).
frequency_fast6
C. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus arah getarannya ( usikannya ).
Perhatikan ilustrasi berikut ini !
plane-waveKlik gambar untuk lihat animasinya
clip_image002_thumb4
Contoh gelombang transversal :
- getaran sinar gitas yang dipetik
- getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya

A. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah getarnya ( arah usikannya )
clip_image002p
Perhatikan ilustrasi berikut ini !
lw
Contoh gelombang longitudinal :
- gelombang pada slinki yang diikatkan kedua ujungnya pada statif kemudian diberikan usikan pada salah satu ujungnya
longitudinal
- gelombang bunyi di udara
image027
1. Panjang Gelombang
A. Pengertian Panjang Gelombang
Panjang satu gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.
1) Panjang gelombang dari gelombang transversal
Perhatikan ilustrasi berikut!
clip_image004[3]
111_Standing_Wave_Animated
Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut. Jarak antara dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang gelombang atau ½ λ (lambda),
2) Panjang gelombang dari gelombang longitudina
Perhatikan ilustrasi berikut !
clip_image005[3]
Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1l) terdiri dari 1 rapatan dan 1 reggangan.
B. Cepat Rambat Gelombang
Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat rambat gelombang. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v dan satuannya m/satau m s-1. Hubungan antara v, f, λ, dan T adalah sebagai berikut :
cepat rambat gelombang
Keterangan :
λ= panjang gelombang , satuannya meter ( m )
v = kecepatan rambatan gelombang, satuannya meter / sekon ( ms-)
T = periode gelombang , satuannya detik atau sekon ( s )
f = frekuensi gelombang, satuannya 1/detik atau 1/sekon ( s-1 )
2. Pemantulan Gelombang
Jika gelombang melalui suatu rintangan atau hambatan, misalnya benda padat, maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan ini merupakan salah satu sifat dari gelombang.
Berikut ini adalah contoh pemantulan pada gelombang tali
pantulan gelombang_thumb[3]
fix
Pemantulan ujung terikat

free
Pemantulan ujung bebas
Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan bentuk atau fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.
Contoh Soal :
1. Dalam 1 sekon dihasilkan gelombang seperti gambar di bawah ini
soal1_thumb[1]
a. berapakah frekuensi gelombang tersebut?
b. Bila jarak PQ = 2 cm, maka berapakah ?
Penyelesaian :
Menurut gambar, gelombang yang terjadi sebanyak 2 gelombang. Berarti, f = 2 gelombang / sekon atau = 2 Hz.
Pada gambar terjadi 2 gelombang ( 2λ ). Jadi 2 λ= 2 cm atau λ= 1 cm.
2. Seutas tali yang panjangnya 8 m direntangkan lalu digetarkan. Selama 2 sekon terjadi gelombang seperti pada gambar berikut! Tentukan λ, f, T, dan v.
soal2_thumb[2]
Penyelesaian :
Dari gambar terjadi gelombang sebanyak 4 λ.
Berarti : 4λ= 8 m sehingga λ = 8/4 = 2 m
Selama 2 sekon terjadi 4 λ atau selama 1 sekon terjadi 2λ
Jadi, f = 2 gelombang / sekon atau f = 2 Hz
T = 1/f = ½ sekon sehingga v =λ f = 2 m x 2 Hz = 4 m s-1

Masyarakat Multikultura

Masyarakat Multikultural
Pengertian dan Ciri-ciri Masyarakat Multikultural
Sebenarnya apa sih pengertian Masyarakat Multikultural ? Apa pula ciri-ciri yang dimiliki masyarakat multikultural ? Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu. Terdapat istilah-istilah yang lebih khusus yang digunakan untuk menyebut pengumpulan manusia dengan karakteristik tertentu. Misalnya masyarakat desa atau masyarakat kota, juga dapat dalam lingkup ruang geografik yang lebih kecil, misalnya Rukun Tetangga, Rukun Kampung, dusun, dan sebagainya.
Untuk wilayah sosial, dapat berupa kelas atau kelompok sosial tertentu. Misalnya untuk yang berjenjang dapat berupa kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah, sedangkan yang tidak berjenjang dapat juga kelompok kiri, kanan, atau tengah, berbagai kelompok profesi, atau sebagaimana diungkapkan Geertz, ada kelompok santri, priyayi, atau abangan. Untuk kategori wilayah kebudayaan, dapat berupaka sukubangsa atau kelompok-kelompok agama.
Demikianlah, sehingga sekali lagi masyarakat merupakan penyebutan yang paling umum dan general untuk sebuah pengumpulan manusia pada suatu wilayah. Apa yang dimaksud dengan masyarakat multikultural? Masyarakat jenis ini kadang disebut sebagai masyarakat majemuk atau plural society.
Istilah plural society, pertama kali digunakan oleh JS Furnival untuk menyebut masyarakat masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi dan politik terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, atau dengan kata lain merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggotanya kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.
Istilah plural atau majemuk sebenarnya berbeda dengan pengertian heterogen.Majemuk atau plural itu merupakan lawan dari kata singular atau tunggal.Sehingga, masyarakat plural itu bukan masyarakat yang tunggal. Masyarakat tunggal merupakan masyarakat yang mendukung satu sistem kebudayaan yang sama, sedangkan pada masyarakat plural, di dalamnya terdapat lebih dari satu kelompok baik etnik maupun sosial yang menganut sistem kebudayaan (subkultur) berbeda satu dengan yang lain. Sebuah masyarakat kota, mungkin tepat disebut sebagai masyarakat heterogen, sepanjang meskipun mereka berasal dari latar belakang SARA (sukubangsa, agama, ras, atau pun aliran/golongan-golongan) yang berbeda, tetapi mereka tidak mengelompok berdasarkan SARA tersebut. Heterogen lawan dari kondisi yang disebut homogen.Disebut homogen kalau anggota masyarakat berasal dari SARA yang secara relatif sama. Disebut heterogen kalau berasal dari SARA yang saling berbeda, namun sekali lagi mereka tidak mengelompok (tersegmentasi) berdasarkan SARA tersebut.
Selanjutnya, suatu masyarakat disebut multikultural, majemuk, atau plural apabila para anggota-anggotanya berasal dari SARA yang saling berbeda, dan SARA tersebut menjadi dasar pengelompokan para anggota masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdiri atas dua atau lebih kelompok etnis maupun sosial yang didasarkan pada SARA yang pada umumnya bersifat primordial, dan masing-masing mengembangkan subkultur tertentu. Interaksi antar-kelompok lebih rendah daripada interaksi internal kelompok. Bahkan, di dalam banyak masyarakat majemuk, struktur sosial yang ada sering bersifat konsolidatif, sehingga proses menuju integrasi sosialnya terhambat.
Agar lebih jelas, berikut dikemukakan ciri masyarakat multikultural menurut van Den Berghe :
1. Mengalami segmentasi ke dalam kelompok-kelompok dengan subkultur saling berbeda
2. Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang nonkomplemen
3. Kurang dapat mengembangkan konsensus mengenai nilai dasar
4. Relatif sering mengalami konflik
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan, dan/atau
6. Ketergantungan ekonomi, dan/atau
7. Dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
Konfigirasi masyarakat multikultural.
Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu:
1.     Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang.
Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain. Integrasi sosial sebagai sebuah masyarakat besar tidak mudah terjadi, kecuali kalau ada di antara kelompok-kelompok tersebut yang berhasil membangun koalisi lintas kelompok, misalnya lintas etnik yang membentuknya.
2.     Masyarakat majemuk dengan konfigurasi maioritas dominan.
Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok besar dan berkuasa.
3.     Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa
4.     Masyarakat majemuk dengan konfigurasi fragmental.
Terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang satu dengan yang lain saling terpisah dan sangat terbatas interaksi dan komunikasinya. Sama dengan konfigurasi kompetisi seimbang, masyarakat majemuk jenis ini pun integrasi sosial hanya dapat dicapai apabila terjadi koalisi lintas etnis.
Faktor-faktor peyebab kemajemukan :
Meskipun menurut sejarah, masyarakat Indonesia relatif berasal dari nenek moyang yang sama, tetapi karena keadaan geografiknya, akhirnya masyarakat Indonesia bersifat majemuk. Kondisi geografik yang menjadi penyebab kemajemukan masyarakat, adalah
1.     Bentuk wilayah yang berupa kepulauan. Kondisi ini mengakibatkan, meskipun berasal dari nenek moyang yang sama, tetapi akhirnya mereka terpisah-pisah di pulau-pulau yang saling berbeda, sehingga masing-masing terisolasi dan mengembangkan kebudayaan sendiri. Jadilah masyarakat Indonesia mengalami kemajemukan ethnik atau sukubangsa.
2.     Letak wilayah yang strategis, di antara dua benua dan dua samudera, kondisi ini mengakibatkan Indonesia banyak didatangi oleh orang-orang asing yang membawa pengaruh unsur kebudayaan, antara lain –yang paling menonjol– adalah agama. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat Indonesia majemuk dalam hal agama.Lima agama besar dunia ada di Indonesia.Lima agama besar yang dimaksud adalah (1) Hindu (pengaaruh India), (2) Budha (pengaruh bangsa-bangsa Asia), (3) Katholik (pengaruh kedatangan bangsa portugis), (4) Kristen (pengaruh kedatangan bangsa Belanda), dan (5) Islam (pengaruh masuknya pedagang-pedagang dari Timur Tengah).
3.     Variasi iklim, jenis serta kesuburan tanah yang berbeda di antara beberapa tempat, misalnya daerah Indonesia bagian Timur yang lebih kering, tumbuh menjadi sukubangsa peternak, daerah Jawa dan Sumatra yang dipengaruhi vulkanisme tumbuh menjadi daerah dengan masyarajat yang hidup dari bercocok tanam. Variasi iklim dan jenis serta kesuburan tanah ini mengakibatkan masyarakat Indonesia majemuk dalam hal kultur, antara lain cara hidup.
Bentuk Struktur Sosial Masyarakat Majemuk
1.     Struktur sosial yang terinterseksi (intersected social structure) Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras, dan aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang-menyilang (cross-cutting affiliation dan cross-cutting loyalities). Bentuk struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multicultural.
2.     Struktur sosial yang terkonsolidasi (consolidated social structure) Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok sosial yang ada hanya mewadahi orang-orang yang berlatar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang sama. Sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilahan struktur sosial. Orang Bali akan identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan orang Islam. Partai tertentu identik dengan orang Islam, partai yang lain identik dengan orang Kristen, dan seterusnya. Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan menghambat terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multicultural, karena akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok. Struktur sosial terpilah dengan parameter yang tumpang tindih, pemilahan berdasarkan sukubangsa tumpang tindih dengan pemilahan berdasrkan agama, ras, aliran, atau kelas-kelas sosial dan ekonomi. Ikatan dalam kelompok dalam akan sangat kuat, tetapi akan menimbulkan prasangka terhadap kelompok luarnya.
Perilaku dalam masyarakat multikultural
Dalam kehidupan masyarakat multikultural, sering tidak dapat dihindari berkembangnya faham-faham atau cara hidup yang didasarkan pada ethnosentrisme, primordialisme, aliran, sektarianisme, dan sebagainya.
1.     Ethnosentrisme merupakan faham atau sikap menilai kebudayaan sukubangsa/kelompok lain menggunakan ukuran yang berlaku di sukubangsa kelompok/masyarakat sendiri
2.     Primordialisme merupakan tindakan memperlakukan secara istimewa (memberi prioritas) orang-orang yang latarbelakag sukubangsa, agama, ras, aliran atau golongan yang sama dalam urusan publik.
3.     Kronisme: memprioritaskan teman. Nepotisme = memprioritaskan anggota keluarga.
4.     Politik aliran merupakan kehidupan perpolitikan yang didasarkan pada faktor-faktor primordial (SARA)
5.     Prasangka dan stereotipe ras/etnis adalah penilaian suatu ras/etnis berdasarkan pendapat orang banyak yang belum pernah dibuktikan tetapi dianggap benar
Proses integrasi dalam masyarakat multikultual
Integrasi sosial tidak hanya sebuah ungkapan normatif, melainkan juga telah lama menjadi persoalan akademik. Secara sosiologis, terdapat dua pendekatan:
1.     konsensus yang lebih menekankan pada dimensi budaya (teori struktural fungsional), dan
2.     konflik yang lebih menekankan dimensi struktural (teori struktural konflik).
Menurut pendekatan konsensus integrasi dapat dicapai melalui suatu kesepakatan tentang nilai dasar (common platform); sedangkan menurut pendekatan konflik, integrasi hanya dapat dicapai melalui dominasi satu kelompok atas lainnya.
Integrasi sosial dalam masyarakat majemuk dipengaruhi oleh beberapa ha, misalnya:
1.     struktur sosialnya, apakah interseksi atau konsolidasi,
2.     faham atau ideologi, yang berkembang dalam masyarakat apakah ethnosentrisme, primordialisme, aliran, sektarianisme, dan lain-lain, ataukah faham relativisme kebudayaan,
3.     apakah dapat berlangsung koalisi,
4.     apakah dapat membangun konsensus tentang nilai dasar,
5.     apakah berlangsung proses-proses menuju akulturasi budaya majemuk, dan
6.     adakah kelompok dominan.
Struktur sosial yang bersifat intersected, berkembangnya faham relativisme kebudayaan, koalisi lintas-etnis, konsensus tentang nilai dasar, akulturasi budaya majemuk, dan adanya kelompok dominan merupakan faktor-faktor yang mendorong berlangsungnya integrasi sosial dalam masyarakat majemuk.
Multikulturalisme dalam masyarakat multikultural
Multikulruralisme pada dasarnya merupakan cara pandang yang mengakui dan menerima adanya perbedaan-perbedaan cara berfikir, cara berperasaan, dan cara bertindak dalam masyarakat yang bersumber dari adanya latar belakang sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang berbeda.
Multikulturalisme lahir karena adanya kesadaran bahwa di masa lalu hubungan di antara warga masyarakat dalam majemuk lebih conderung didasarkan pada primordialisme, ethnosentrisme dan aliran.Sehingga di dalam masyarakat majemuk terdapat potensi konflik di antara kelompok-kelompok atau golongan-golongan sosial yang ada. Hubungan yang demikian menimbulkan masalah dalam proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk. Lahirlah faham multikulturalisme yang lebih didasarkan pada pandangan tentang relativisme kebudayaan.Bahwa pada dasarnya setiap kelompok atau golongan sosial, baik itu sukubangsa, agama, ras, ataupun aliran memiliki ukuran-ukuran dan nilai-nilainya sendiri tentang suatu hal, meskipun tidak tertutup kemungkinan ditemukakannya common platform atau kesamaan di antara kelompok atau golongan-golongan yang saling berbeda itu.
Karakteristik Masyarakat Multikultur
Pengertian
Keragaman suku bangsa di Indonesia telah menimbulkan adanya perbedaan tradisi pada masyarakat.Begitu juga dengan ras, agama ataupun profesi.Perbedaan tradisi yang beragam ini harus mampu dijadikan sebagai aset bangsa bukan sebaliknya sebagai pemicu perpecahan. Apakah Indonesia merupakan contoh masyarakat multikultural ? Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda.Istilah ini umumnya dipakai untuk menggambarkan sebuah masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda kebudayaan.

Karakteristik Masyarakat Multikultural
Berbagai kelompok  sosial-budaya atau suku-suku bangsa  umumnya terikat oleh sebuah kepentingan bersama (the desire to be together) yang bersifat formal, yakni dalam bentuk sebuah negara. Dalam kosa kata sehari-hari, masyarakat multikultural ini lebih dikenal sebagai masyarakat majemuk.Masyarakat multicultural merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok sosial-budaya atau suku bangsa. Indonesia termasuk masyarakat multikultural, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :
1.     Keadaan Geografis Indonesia   yang terdiri dari beribu-ribu pulau telah  menimbulkan isolasi pada masyarakat.  Isolasi geografis ini mengakibatkan penduduk berbeda suku bangsa, kemudian mereka mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2.     Pengaruh Kebudayaan Asing yang menimbulkan  terjadinya amalgamasi (kawin campur) dan asimilasi budaya yaitu kaum pendatang dengan pribumi yang membentuk kelompok sosial-budaya suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia.
3.     Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dan daerah lain sehingga menimbulkan kondisi alam yang berbeda dan akhirnya membentuk pola-pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda - beda pula. Apakah setiap Negara di dunia termasuk masyarakat multikultural ?
Karakteristik masyarakat multikultural  menurut Pierre L. van der Berghe diantaranya sebagai berikut:
1.     Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya Indonesia dengan beragam suku bangsanya.
2.     Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer (tidak saling melengkapi). Dalam masyarakat multicultural, antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya  memiliki struktur sosial yang berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan masyarakatnya.
3.     Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan). 
Adanya latar belakang budaya yang berbeda sehingga dalam pengambilan keputusan dalam masyarakat cenderung dengan cara voting  (suara terbanyak) jarang dengan cara konsensus.
4.     Secara relative sering mengalami konflik.
Kondisi ini disebabkan dalam masyarakat multicultural terdapat keragaman dalam berbagai aspek seperti, tradisi, agama, bahasa dan perbedaan lainnya.
5.     Secara relative integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
Pengaruh kondisi geografis menyebabkan adanya perbedaan tradisi antara masyarakat satu dengan lainnya. Sehingga proses integrasi atau penyatuan masyarakat dilakukan cenderung dengan cara paksaan. Dan adanya keterbatasan geografis juga menimbulkan ketergantungan ekonomi antarmasyarakat di daerah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
6.     Terdapat dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.
Dominasi yang dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.
Keberagaman Budaya Nusantara
BUDAYA SUKU TENGGER
SEJARAH
Menurut mitos atau legenda yang berkembang di masyarakat suku Tengger, mereka berasal dari keturunan Roro Anteng yang merupakan putri dari Raja Brawijaya dengan Joko Seger putra seorang Brahmana. Nama suku Tengger diambil dari akhiran nama kedua pasang suami istri itu yaitu, “Teng” dari Roro Anteng dan “Ger” dari Joko Seger. Legenda tentang Roro Anteng dan Joko Seger yang berjanji pada Dewa untuk menyerahkan putra bungsu mereka, Raden Kusuma merupakan awal mula terjadinya upacara Kasodo di Tengger.
Menurut beberapa ahli sejarah, suku Tengger merupakan penduduk asli orang Jawa yang pada saat itu hidup pada masa kejayaan Majapahit.Saat masuknya Islam di Indonesia (pulau Jawa) saat itu terjadi persinggungan antara Islam dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa, salah satunya adalah Majapahit yang merasa terdesak dengan kedatangan pengaruh Islam, kemudian melarikan diri ke wilayah Bali dan pedalaman di sekitar Gunung Bromo dan Semeru. Mereka yang berdiam di sekitar pedalaman Gunung Bromo ini kemudian mendirikan kampung yang namanya diambil dari akhiran nama pemimpin mereka yaitu Roro Anteng dan Joko Seger.

DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Tengger berdiam disekitar kawasan di pedalaman gunung Bromo yang terletak di kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.Berdasarkan persebaran bahasa dan pola kehidupan sosial masyarakat, daerah persebaran suku Tengger adalah disekitar Probolinggo, Lumajang, (Ranupane kecamatan Senduro), Malang (desa Ngadas kecamatan Poncokusumo), dan Pasuruan.Sementara pusat kebudayaan aslinya adalah di sekitar pedalaman kaki gunung Bromo.

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN :
1.     BAHASA
Bahasa yang berkembang di masyarakat suku Tengger adalah bahasa Jawa Tengger yaitu bahasa Jawi kuno yang diyakini sebagai dialek asli orang-orang Majapahit.Bahasa yang digunakan dalam kitab-kitab mantra pun menggunakan tulisan Jawa Kawi. Suku Tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mengembangkan variasai budaya yang khas. Kekhasan ini bisa dilihat dari bahasanya, dimana mereka menggunakan bahasa Jawa dialek tengger, tanpa tingkatan bahasa sebagaimana yang ada pada tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa pada umumnya.
2.     PENGETAHUAN
Pendidikan pada masyarakat Tengger sudah mulai terlihat dan maju dengan dibangunnya sekolah-sekolah, baik tingkat dasar maupun menengah disekitar kawasan Tengger. Sumber pengetahuan lain adalah mengenai penggunaan mantra-mantra tertentu oleh masyarakat Tengger.
3.     TEKNOLOGI
Dalam kehidupan suku Tengger, sudah mengalami teknologi komunikasi yang dibawa oleh wisatawan-wisatawan domestik maupun mancanegara sehingga cenderung menimbulkan perubahan kebudayaan. Suku Tengger tidak seperti suku-suku lain karena masyarakat Tengger tidak memiliki istana, pustaka, maupun kekayaan seni budaya tradisional.Tetapi suku Tengger sendiri juga memiliki beberapa obyek penting yaitu lonceng perungggu dan sebuah padasan di lereng bagian utara Tengger yang telah menjadi puing.
4.     RELIGI
Mayoritas masyarakat Tengger memeluk agama Hindu, namun agama Hindu yang dianut berbeda dengan agama Hindu di Bali, yaitu Hindu Dharma. Hindu yang berkembang di masyarakat Tengger adalah Hindu Mahayana.Selain agama Hindu, agama laiin yang dipeluk adalah agama Islam, Protestan, Kristen, dll.Berdasarkan ajaran agama Hindu yang dianut, setiap tahun mereka melakukan upacara Kasono. Selain Kasodo, upacara lain yaitu upacara Karo, Kapat, Kapitu, Kawulo, Kasanga. Sesaji dan mantra amat kental pengaruhnya dalam masyarakat suku Tengger.Masyarakat Tengger percaya bahwa mantra-mantra yang mereka pergunakan adalah mantra-mantra putih bukan mantra hitam yang sifatnya merugikan.
5.     ORGANISASI SOSIAL
PERKAWINAN. Sebelum ada Undang-Undang perkawinan banyak anak-anak suku Tengger yang kawin dalam usia belia, misalnya pada usia 10-14 tahun. Namun, pada masa sekarang hal tersebut sudah banyak berkurang dan pola perkawinannya endogami.Adat perkawinan yang diterapkan oleh siuku Tengger tidak berbeda jauh dengan adat perkawinan orang Jawa hanya saja yang bertindak sebagai penghulu dan wali keluarga adalah dukun Pandita.Adat menetap setelah menikah adalah neolokal, yaitu pasangan suami-istri bertempat tinggal di lingkungan yang baru.Untuk sementara pasangan pengantin berdiam terlebih dahulu dilingkungan kerabat istri.
Ø  SISTEM KEKERABATAN.
Seperti orang Jawa lainnya, orang Tengger menarik garis keturunan berdasarkan prinsip bilateral yaitu garis keturunan pihak ayah dan ibu.Kelompok kekerabatan yang terkecil adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak.
     
Ø  SISTEM KEMASYARAKATAN
Masyarakat suku Tengger terdiri atas kelompok-kelompok desa yang masing-masing kelompok tersebut dipimpin oleh tetua.Dan seluruh perkampungan ini dipimpin oleh seorang kepala adat.Masyarakat suku Tengger amat percaya dan menghormati dukun di wilayah mereka dibandingkan pejabat administratif karena dukun sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Tengger. Masyarakat Tengger mengangkat masyarakat lain dari luar masyarakat Tengger sebagai warga kehormatan dan tidak semuanya bisa menjadi warga kehormatan di masyarakat Tengger. Masyarakat muslim Tengger biasanya tinggal di desa-desa yang agak bawah sedangkan Hindu Tengger tinggal didesa-desa yang ada di atasnya.
6.     MATA PENCAHARIAN
Pada masa kini masyarakat Tengger umumnya hidup sebagai petani di ladang. Prinsip mereka adalah tidak mau menjual tanah (ladang) mereka pada orang lain. Macam hasil pertaniannya adalah kentang, kubis, wortel, tembakau, dan jagung.Jagung adalah makanan pokok suku Tengger.Selain bertani, ada sebagian masyarakat Tengger yang berprofesi menjadi pemandu wisatawan di Bromo. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menawarkan kuda yang mereka miliki untuk disewakan kepada wisatawan.
7.     KESENIAN
Tarian khas suku Tengger adalah tari sodoran yang ditampilkan pada perayaan Karo dan Kasodo. Dari segi kebudayaan, masyarakat Tengger banyak terpengaruh dengan budaya pertanian dan pegunungan yang kental meskipun sebagian besar budaya mereka serupa dengan masyarakat Jawa umumnya, namun ada pantangan untuk memainkan wayang kulit.

Ø  NILAI-NILAI BUDAYA
Orang Tengger sangat dihormati oleh masyarakat Tengger karena mereka selalu hidup rukun, sederahana, dan jujur serta cinta damai. Orang Tenggr suka bekerja keras, ramah, dan takut berbuat jahat seperti mencuri karena mereka dibayangi adanya hukum karma apabila mencuri barang orang lain maka akan datang balasan yaitu hartanya akan hilang lebih banyak lagi. Orang Tengger dangat menghormati Dukun dan Tetua adat mereka.
Ø  ASPEK PEMBANGUNAN
Aspek pembangunan yang terlihat adalah pada sektor pariwisata misalnya dengan pembangunan-pembanguna akses-akses menuju gunung Bromo agar lebih mudah dijangkau oleh wisatawan.Desa Tosari merupakan salah satu pintu gerbang daerah Tengger, desa ini memanjang dari utara sampai selatan.Di tengah desa itu terdapat pasar dan tempat-tempat ibadah seperti masjid bagi umat Islam dan pura bagi umat Hindu. Selain itu terdapat pula kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan koramil, kantor PKK, sekolah dasar, madrasah, taman-kanak-kanak, pos kesehatan, dan taman gizi serta puskesmas. Jadi desa-desa yang ada di wilayah Tengger sudah cukup maju.
SUKU SUNDA
SEJARAH
Sunda sebagai nama kerajaan kiranya baru muncul pada abad ke- 8 sebagai lanjutan atau penerus kerajaan Tarumanegara. Pusat kerajaannya berada disekitar Bogor, sekarang.Sejarah Sunda mengalami babak baru karena arah pesisir utara di Jayakarta (Batavia) masuk kekuasaan kompeni Belanda sejak (1610­) dan dari arah pedalaman sebelah timur masuk kekuasaan Mataram (sejak 1625). Menurut RW. Van Bemelan pada tahun 1949, Sunda adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India timur, sedangkan dataran bagian tenggara dinamai Sahul.Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indeonesia.Yaitu berasal dan bertempat tinggal di Jawa Barat.Daerah yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.

DESKRIPSI LOKASI
Secara cultural daerah Pasundan di daerah timur dibatasi oleh sungai-sungai Cilosari dan Citanduy, yang merupakan perbatassan bahasa.Wilayah ini sendiri memiliki luas 55.390 km² serta terdiri atas 20 kabupaten.Tanah Pasundan ini dikenal karena iklimnya yang sejuk dan keindahan panoramanya.Berada di daerah dataran tinggi dengan curah hujan tinggi sehingga kesuburan tanahnya tidak diragukan lagi.Pada tahu 1998, suku Sunda berjumlah kurang lebih 33 juta jiwa, kebanyakan dari mereka hidup di Jawa Barat.Nama mereka sering dianggap sebagai orang Sundan di Afrika dan salah dieja dalam ensiklopedia.Beberapa koreksi ejaan dalam komputer juga mengubahnya menjadi Sudanese.

UNSUR-UNSUR BUDAYA :
1.      BAHASA
Bahasa Sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-usuk bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain yaitu :
1.      Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
2.      Bahasa Sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya.
3.      Bahasa Sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah. Namun demikian, di Serang, dan Cilegon, bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh etnik pendatang dari Jawa.
2.      RELIGI
Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai adanya kekuatan gaib.Terdapat juga adanya upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi, dan lain-lainnya.
3.      TEKNOLOGI
Hasil-hasil teknologi terkini sangat mudah didapatkan seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang dasa jaman dulu masih menggunakan alat-alat tradisional, kini sekarang telah berubah menggunakan alat-alat modern, seperti traktor dan mesin penggiling padi. Disamping itu juga sudah terdapat alat-alat telekomunikasi dan barang elektronik modern.
4.      MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda adalah :
1.       Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.
2.       Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.
3.       Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.
Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak.
5.      ORGANISASI SOSIAL
Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua belh phak orang tua. Pada saat menikah, orang Sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar ketentuan agama.Setelah menikah, pengantin baru bisa tinggal ditempat kediaman istri atau suami, tetapi pada umumnya mereka memilih tinggal ditempat baru atau neolokal. Dilihat dari sudut ego, orang Sunda mengenal istilh tujuh generasi keatas dan tujuh generasi ke bawah, antara lain yaitu :
Ø  Tujuh generasi keatas :
1.     Kolot
2.     Embah
3.     Buyut
4.     Bao
5.     Janggawareng
6.     Udeg-udeg
7.     Gantung siwur
Ø  Tujuh generasi kebawah :
1.     Anak
2.     Incu
3.     Buyut
4.     Bao
5.     Janggawareng
6.     Udeg-udeg
7.     Gantung siwur
6.      SISTEM PENGETAHUAN
Fasilitas yang cukup memadai dalam bidang pengetahuan maupun informasi memudahkan masyarakat dalam memilih institusi pendidikan yang akan mereka masuki dalam berbagai jenjang. Seperti pada permulaan masa kemerdekaa di Jawa Barat terdapat 358.000 murid sekolah dasar, kemudian pada tahun 1965 bertambah menjadi 2.306.164 murid sekolah dasar. Jadi berarti mengalami kenaikan sebanyak 544%.Pada saat ini pada era ke- 20 disetiap ibukota kabupaten telah tersedia universitas-universitas, fakultas-fakultas, dan cabang-cabang universitas.
7.      KESENIAN
Masyarakat Sunda begitu gemar akan kesenian, sehingga banyak terdapat berbagai jenis kesenian, diantaranya seperti :
1.       Seni tari : tari topeng, tari merak, tari sisingaan dan tari jaipong.
2.       Seni suara dan musik :
a.     Degung (semacam orkestra) : menggunakan gendang, gong, saron, kecapi, dll.
b.    Salah satu lagu daerah Sunda antara lain yaitu Bubuy bulan, Es lilin, Manuk dadali, Tokecang dan Warung pojok.
3.       Wayang golek
4.       Senjata tradisional yaitu kujang

Taylor Swift - You Belong with Me